Membicarakan remaja akan selalu menarik, semenarik untuk menegaskan siapakah remaja tersebut. Secara umum remaja diidentifikasikan sebagai sosok yang sedang mengalami perubahan baik biologis maupun psikologisnnya atau masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Menyelami dunia remaja kita akan melihat perubahan, perubahan biologis dan psikologisnya termasuk di dalamnya peran sosiologis dimana remaja minta diakui keberadaanya sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Perubahan biologis remaja terlihat dari pertumbuhan fisiknya yang begitu pesat. Pertumbuhan fisik mulai tampak dengan semakin tinggi dan panjang badan, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh.
Perubahan psikologis ditandai dengan pembentukan konsep diri. Pada masa transisi dari periode anak-anak ke dewasa pembentukan konsep diri sebagai orang dewasa dimulai. Secara psikologik kedewasaan adalah keadaan dimana sudah ada ciri-ciri tertentu pada seseorang. Ciri-ciri tersebut menurut G.W. Allport (dikutip dari Dr. Sarlito W. Sarwono, hal 71, 1994) adalah :
1. Pemekaran diri sendiri (extension of the self) yang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri. Perasaan egoisme berkurang, sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki.
2. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objectivication) yang ditandai dengan kemampuan untuk memiliki wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Ia tidak marah jika dikritik dan di saat-saat yang diperlukan ia bisa melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar.
3. Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life), tanpa perlu merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-kata. Orang dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam rangka susunan objek-objek lain di dunia. Ia tahu kedudukannya dalam masyarakat, ia paham bagaimana harusnya ia bertingkah laku dalam kedudukan tersebut dan ia berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran yang ia tetapkan sendiri.
Ciri-ciri yang disebutkan Allport tersebut dimulai -- secara fisik-- tumbuh tanda-tanda seksual sekunder, seperti menyukaii lawan jenisnya,jatuh cinta dan memiliki idola.
Usia-usia perubahan atau masa pancaroba/pubertas inilah menimbulkan permasalahan tersendiri dan unik yang dialami para remaja. Jika tidak dihadapi dan diarahkan baik oleh remaja tersebut maupun keluarga dan lingkungan masyarakat sekitarnya tentunnya akan menimbulkan persoalan yang cukup rumit dan membingungkan.
Imempengaruhi remaja tersebut. Perubahan-perubahan ini harus diarahkan dan diberikan pengertian yang benar agar perilaku remaja tersebut tidak menyimpang dan mampu menempatkan fungsi-fungsi reproduksinya sesuai dengan aturan kesehatan dan syariat (agama)
Perubahan biologis remaja terlihat dari pertumbuhan fisiknya yang begitu pesat. Pertumbuhan fisik mulai tampak dengan semakin tinggi dan panjang badan, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh.
Perubahan psikologis ditandai dengan pembentukan konsep diri. Pada masa transisi dari periode anak-anak ke dewasa pembentukan konsep diri sebagai orang dewasa dimulai. Secara psikologik kedewasaan adalah keadaan dimana sudah ada ciri-ciri tertentu pada seseorang. Ciri-ciri tersebut menurut G.W. Allport (dikutip dari Dr. Sarlito W. Sarwono, hal 71, 1994) adalah :
1. Pemekaran diri sendiri (extension of the self) yang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri. Perasaan egoisme berkurang, sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki.
2. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objectivication) yang ditandai dengan kemampuan untuk memiliki wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Ia tidak marah jika dikritik dan di saat-saat yang diperlukan ia bisa melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar.
3. Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life), tanpa perlu merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-kata. Orang dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam rangka susunan objek-objek lain di dunia. Ia tahu kedudukannya dalam masyarakat, ia paham bagaimana harusnya ia bertingkah laku dalam kedudukan tersebut dan ia berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran yang ia tetapkan sendiri.
Ciri-ciri yang disebutkan Allport tersebut dimulai -- secara fisik-- tumbuh tanda-tanda seksual sekunder, seperti menyukaii lawan jenisnya,jatuh cinta dan memiliki idola.
Usia-usia perubahan atau masa pancaroba/pubertas inilah menimbulkan permasalahan tersendiri dan unik yang dialami para remaja. Jika tidak dihadapi dan diarahkan baik oleh remaja tersebut maupun keluarga dan lingkungan masyarakat sekitarnya tentunnya akan menimbulkan persoalan yang cukup rumit dan membingungkan.
Imempengaruhi remaja tersebut. Perubahan-perubahan ini harus diarahkan dan diberikan pengertian yang benar agar perilaku remaja tersebut tidak menyimpang dan mampu menempatkan fungsi-fungsi reproduksinya sesuai dengan aturan kesehatan dan syariat (agama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar